Selasa, 22 Februari 2011

tata cara berternak sapi perah

Tatacara berternak sapi perah

Dalam pemeliharaan sapi perah ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :


1. Seleksi Bibit
Jenis sapi perah yang biasa dipelihara adalah sapi FH (Fries Holland) dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Warna bulu putih dengan bercak hitam.
- Berat badan betina dewasa 625 kg dan jantan 900 kg.
- Pembawaan betina tenang dan jinak sedangkan jantan agak panas.
- Dewasa kelamin sapi FH agak lambat, umur pertama kali dikawinkan 15 – 18 bulan.
- Produksi susu relatif lebih tinggi dibandingkan sapi perah lainnya.



2. Pakan
Pakan sapi perah umumnya dibagi tiga :
a. Hijauan :
- Rumput - rumputan : Rumput gajah ( Pennisetum purpureum), Rumput Raja (King grass), setaria, benggala (Pennisetum maximum), rumput lapang dan BD (Brachiaria decumbens),
- Kacang-kacangan : Lamtoro, turi, gamal
b. Konsentrat : Dedak, bunkil kelapa, bungkil kacang tanah, jagung kedelai.
c. Limbah pertanian : Jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, dll.

Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa hijauan 60 % dari BK (berat kering) dan 40 % Konsentrat. Dalam hal ini hijauan yang digunakan 75 % rumput alam dan 25 % rumput unggul.
Sebagai contoh bila berat sapi 450 kg dan produksi susu 13 kg / hari lemak 3,5 % dapat diberikan pakan : rumput alam 21 kg, rumput gajah 7,5 kg dan konsentrat pabrik 6 kg.
3. Kandang dan Peralatan
Kandang yang dibuat harus memenuhi syarat antara lain : Terpisah dari rumah + 10 m, drainase dan ventilasi baik, lantai tidak licin, ada penampungan kotoran dan ukuran kandang 1,5 X 2,5 m / ekor.
alat alat untuk mencari rumput arit,golok,dan sundung.
4. Pengelolaan / Manajemen
a. Sapi dara : Sapi betina berumur 1 – 2 tahun atau lebih dan belum pernah beranak. Pemeliharaan dan pemberian pakan pada sapi dara sebelum beranak sangat mempengaruhi pertumbuhan.
b. Sapi Betina Dewasa : Dilakukan exercise (gerak jalan), pemeliharaan kuku, kebersihan badan, dan perlu diperhatikan perkembangan reproduksi seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan dan beranak.
c. Pembuatan catatan meliputi catatan reproduksi dan kesehatan.
5. Pemasaran
Pemasaran dapat dilakukan melalui kelompok atau koperasi. Produk yang dipasarkan dapat berupa susu dan hasil olahannya, daging atau kulit.




6. Pasca Panen
Pasca panen sapi perah antara lain berupa produk caramel, tahu susu, kerupuk susu, abon, dendeng, sosis, tas, sepatu jaket dll.



PEMELIHARAAN SAPI PERAH

1. Pemeliharaan Induk Bunting

a. Makanan mengandung Ca dan P yang cukup untuk pertumbuhan
janin serta dengan SK minimum 13 %.
b. Keadaan fisik
c. Exsercise dengan jalan-jalan atau padang gembala.
d. Makanan penguat menjelang induk beranak, untuk :
-pembentukan ambing, khususnya untuk sapi dara
-pembentukan colustrum
-berpengaruh pada produksi susu masa laktasi yang akan
datang
e. Pemerahan harus dihentikan 1½ - 2 bulan setelah melahirkan
(sapi kering)
Pemerahan pada umumnya dilakukan 2 kali sehari pada jam-jam yang sudah pasti dan dilaksanakan dengan pemerahan yang lembut. Dalam persiapan pemerahan yang perlu diparhatikan adalah
menenangkan
sapi,
membersihkan
kandang, membersihakan bagian tubuh, mengikat ekor, mencuci ambing. Cara pemerahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan :
1). memegang pangkal puting susu antara ibu jari dan jari tengah
2). menggunakan kelima jari tangan.
Pemeliharaan sapi sedang kering berguna untuk :
Mengembalikan kondisi tubuh atau memberikan istirahat pada sapi
agar produksi yang akan datang baik
Mengisi kembali kebutuhan vitamin-vitamin dan mineral-mineral
setelah laktasi sehingga sapi tetap sehat.
Menjamin pertumbuhan fetus dalam kandungan.

2. Pemeliharaan Pedet (lahir – 8 bulan)
a. Pedet sesudah lahir
-Membersihkan lendir yang ada pada mulut dan seluruh tubuh
-Memotong tali pusar, dipotong ± 10 cm dan diolesi mercurochrom
atau yodium, sulfa powder, anti biotik untuk mencegah infeksi.
-Diusahakan pedet memperoleh colustrum pada induknya apabila
induk mati bisa diberikan colustrum buatan. Colustrum ialah produksi susu 5-7 hari pertama pada ternak yang baru melahirkan. Colustrum sangat penting bagi pedet karena :

Mengandung banyak protein dan vitamin A, B serta C yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan pedet.

Mengandung anti bodi untuk mencegah adanya infeksi

Bekerja sebagai laxantia yang membantu pencernaan dan
meconium.

b. Pedet Lepas Sapih
-Pemberian susu pada pedet sampai berumur 2½ - 3 bulan setelah
itu pedet disapih.
-Dehorning (pemotongan tanduk)
Tujuan dari penghilangan tanduk ini adalah
-Untuk menghindarkan bahaya penandukan
-Menghindarkan kerusakan kulit
-Menghemat ruangan
Ada 3 Metode pemotongan tanduk yaitu :
-Penggunaan bahan kimia. Bahan yang umum digunakan yaitu
caustic soda dan perlu berhati-hati dalam menggunakan bahan
itu untuk menghindari luka bakar.
-Penggunaan alat pemotong listrik. Alat tersebut dipasang pada
pangkal tanduk selama 10 detik dan akan merusak sel-sel
tanduk maupun mencegah pertumbuhan tanduk selanjutnya.
-Pemotongan dengan gergaji. Tanduk dipotong 1 cm dari pangkal kulit untuk mengurangi pendarahan tanduk dilakukan dengan jarum mesin jahit yang telah diberi benang dan memasukkannya dibawah pembuluh utama tanduk baru diikat.
c. Penjagaan kesehatan
3. Pemeliharaan Sapi Dara (Heifer) 9 bulan – beranak pertama
-Pemberian ransum pada sapi perah dara harus selalu diawasi agar
jangan sampai kegemukan atau mengalami pertumbuhan yang
terlambat
-Pembesaran dara untuk dijadikan induk mempunyai dua tujuan :

a. Pengganti Induk
Sapi perah induk mesti ada yang dikeluarkan dengan alasan sapi yang berproduksi susu rendah, mengidap penyakit tertentu, sudah berumur tua sehingga produksi turun dan alasan lain.
b. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha dengan jalan menambah jumlah
populasi dapat ditempuh dengan 2 cara :
1.Membesarkan sapi dara yang berasal dari sapi perah sendiri.
Membeli bibit siap perah dari luar
Kriteria sapi dara yang digunakan sebagai calon induk adalah :
2Berasal dari turunan yang mempunyai kemampuan produksi
tinggi
Menunjukkan pertumbuhan yang baik dan normal

Tidak mempunyai cacat tubuh dan tidak mengidap penyakit
apapun
-Sapi dara dikawinkan umur 14 – 17 bulan sehingga diharapkan
dapat beranak dan memproduksi susu pada umur 23 – 26 bulan.
Lama bunting sapi rata-rata 280 hari. Sapi dewasa yang baru
beranak dikawinkan kembali sesudah 60-90 hari agar jaringan alat
reproduksi yang rusak akibat melahirkan telah pulih kembali.
-Kekurangan pemeliharaan atau perawatan di masa-masa
pertumbuhan akan mengakibatkan :
Sapi sulit bunting bila dikawinkan.
Sering terjadi kesulitan dalam melahirkan (distochia).
Pedet yang dilahirkan kecil dan lemah

Produksi air susu sedikit
4. Pemeliharaan sapi dewasa
a. Pemeliharaan badan :
Tujuan dari pemeliharaan badan adalah menjaga kesehatan sapi, menjaga produksi susu tetap stabil dan menghindarkan pengotoran susu dari bulu-bulu yang rontok.
b. Pemeliharaan kuku
Kuku yang tidak dipelihara dapat berakibat :
-Kedudukan tulang racak menjadi salah yang menimbulkan titik
jatuh hewan jatuh pada racak bagian belakang.
-Bentuk punggungnya seperti busur
-Mudah kena penyakit kuku
-Sapi menjadi pincang
5. Pemeliharaan sapi jantan
a. Pemberian cincin hidung.
Dilakukan pada saat sapi berumur 6 bulan dengan cara melubangi sekat hidung pada bagian yang paling tipis. Maksud dari pemberian cincin hidung ini adalah untuk mempermudah perawatan dan latihan serta mengurangi bahaya kebih-lebih sapi jantan.
b. Melatih pejantan.
Latihan diperlukan agar sapi menjadi lebih jinak sehingga lebih mudah dikuasai dan dirawat.
c. Penambatan sapi
Agar sapi tidak tersakiti maka tali yang di tambatkan ke kandang
bukanlah tali yang ditambatkan pada cincin hidungnya.

d. Batas umur untuk dikawinkan.
Dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik seekor sapi pejantan dapat dipergunakan sebagai hewan pemacek sampai umur 12-15 tahun.


PERKANDANGAN
1. Syarat-syarat Pembuatan Kandang Yang Harus Diperhatikan
a. Ventilasi
Ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara di dalam kandang. Ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan dengan udara segar dari luar.
b. Sinar matahari
Sinar matahari berfungsi sebagai desinfektan dan membantu
pembentukan vitamin D.
c. Kebersihan
Kandang yang selalu bersih dan kering akan menjamin kebersihan
sapi dan akan mempangaruhi mutu dari susu yang diperah.
d. Konstruksi kandang
Konstruksi kandang dibuat sedemikian rupa sehingga semua
pekerjan bisa dilaksanakan dengan praktis.
e. Keamanan hewan
Untuk kandang sapi jantan garus dibuat lebih kuat untuk mengurangi bahaya dari sapi pejantan. Ukuran kandang untuk satu ekor sapi adalah 2,25 x 1,25 m2.
2. Macam-macam kandang
a. Menurut konstruksinya
- Kandang tunggal : terdiri dari satu baris kandang
- Kandang ganda : terdiri dari 2 baris kandang
b. Menurut kegunaannya
-Kandang pejantan : lebih kuat dan luas
-Kandang sapi betina
-Kandang beranak

-Kandang pedet
-Kandang karantina, guna mengasingkan yang sedang sakit atau
baru datang dari luar.






KESEHATAN SAPI PERAH
Penyakit pada sapi perah dapat menimbulkan kerugian ekonomis yang tidak sedikit yaitu dapat berupa penurunan produksi susu, terlambatnya pertumbuhan sapi muda dan kematian ternak. Sapi perah yang terkena penyakit akan memerlukan pengobatan dan akibatnya akan mempertinggi biaya produksi, oleh karena itu tindakan yang paling tepat dilakukan adalah pengamanan penyakit dengan mengadalan pencegahan.

Posted by: Dede rohayat (0901099 PLS A)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar