Selasa, 22 Februari 2011

tata cara berternak sapi perah

Tatacara berternak sapi perah

Dalam pemeliharaan sapi perah ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :


1. Seleksi Bibit
Jenis sapi perah yang biasa dipelihara adalah sapi FH (Fries Holland) dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Warna bulu putih dengan bercak hitam.
- Berat badan betina dewasa 625 kg dan jantan 900 kg.
- Pembawaan betina tenang dan jinak sedangkan jantan agak panas.
- Dewasa kelamin sapi FH agak lambat, umur pertama kali dikawinkan 15 – 18 bulan.
- Produksi susu relatif lebih tinggi dibandingkan sapi perah lainnya.



2. Pakan
Pakan sapi perah umumnya dibagi tiga :
a. Hijauan :
- Rumput - rumputan : Rumput gajah ( Pennisetum purpureum), Rumput Raja (King grass), setaria, benggala (Pennisetum maximum), rumput lapang dan BD (Brachiaria decumbens),
- Kacang-kacangan : Lamtoro, turi, gamal
b. Konsentrat : Dedak, bunkil kelapa, bungkil kacang tanah, jagung kedelai.
c. Limbah pertanian : Jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, dll.

Pakan yang diberikan kepada sapi perah secara umum berupa hijauan 60 % dari BK (berat kering) dan 40 % Konsentrat. Dalam hal ini hijauan yang digunakan 75 % rumput alam dan 25 % rumput unggul.
Sebagai contoh bila berat sapi 450 kg dan produksi susu 13 kg / hari lemak 3,5 % dapat diberikan pakan : rumput alam 21 kg, rumput gajah 7,5 kg dan konsentrat pabrik 6 kg.
3. Kandang dan Peralatan
Kandang yang dibuat harus memenuhi syarat antara lain : Terpisah dari rumah + 10 m, drainase dan ventilasi baik, lantai tidak licin, ada penampungan kotoran dan ukuran kandang 1,5 X 2,5 m / ekor.
alat alat untuk mencari rumput arit,golok,dan sundung.
4. Pengelolaan / Manajemen
a. Sapi dara : Sapi betina berumur 1 – 2 tahun atau lebih dan belum pernah beranak. Pemeliharaan dan pemberian pakan pada sapi dara sebelum beranak sangat mempengaruhi pertumbuhan.
b. Sapi Betina Dewasa : Dilakukan exercise (gerak jalan), pemeliharaan kuku, kebersihan badan, dan perlu diperhatikan perkembangan reproduksi seperti masa birahi, masa perkawinan, kebuntingan dan beranak.
c. Pembuatan catatan meliputi catatan reproduksi dan kesehatan.
5. Pemasaran
Pemasaran dapat dilakukan melalui kelompok atau koperasi. Produk yang dipasarkan dapat berupa susu dan hasil olahannya, daging atau kulit.




6. Pasca Panen
Pasca panen sapi perah antara lain berupa produk caramel, tahu susu, kerupuk susu, abon, dendeng, sosis, tas, sepatu jaket dll.



PEMELIHARAAN SAPI PERAH

1. Pemeliharaan Induk Bunting

a. Makanan mengandung Ca dan P yang cukup untuk pertumbuhan
janin serta dengan SK minimum 13 %.
b. Keadaan fisik
c. Exsercise dengan jalan-jalan atau padang gembala.
d. Makanan penguat menjelang induk beranak, untuk :
-pembentukan ambing, khususnya untuk sapi dara
-pembentukan colustrum
-berpengaruh pada produksi susu masa laktasi yang akan
datang
e. Pemerahan harus dihentikan 1½ - 2 bulan setelah melahirkan
(sapi kering)
Pemerahan pada umumnya dilakukan 2 kali sehari pada jam-jam yang sudah pasti dan dilaksanakan dengan pemerahan yang lembut. Dalam persiapan pemerahan yang perlu diparhatikan adalah
menenangkan
sapi,
membersihkan
kandang, membersihakan bagian tubuh, mengikat ekor, mencuci ambing. Cara pemerahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan :
1). memegang pangkal puting susu antara ibu jari dan jari tengah
2). menggunakan kelima jari tangan.
Pemeliharaan sapi sedang kering berguna untuk :
Mengembalikan kondisi tubuh atau memberikan istirahat pada sapi
agar produksi yang akan datang baik
Mengisi kembali kebutuhan vitamin-vitamin dan mineral-mineral
setelah laktasi sehingga sapi tetap sehat.
Menjamin pertumbuhan fetus dalam kandungan.

2. Pemeliharaan Pedet (lahir – 8 bulan)
a. Pedet sesudah lahir
-Membersihkan lendir yang ada pada mulut dan seluruh tubuh
-Memotong tali pusar, dipotong ± 10 cm dan diolesi mercurochrom
atau yodium, sulfa powder, anti biotik untuk mencegah infeksi.
-Diusahakan pedet memperoleh colustrum pada induknya apabila
induk mati bisa diberikan colustrum buatan. Colustrum ialah produksi susu 5-7 hari pertama pada ternak yang baru melahirkan. Colustrum sangat penting bagi pedet karena :

Mengandung banyak protein dan vitamin A, B serta C yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan pedet.

Mengandung anti bodi untuk mencegah adanya infeksi

Bekerja sebagai laxantia yang membantu pencernaan dan
meconium.

b. Pedet Lepas Sapih
-Pemberian susu pada pedet sampai berumur 2½ - 3 bulan setelah
itu pedet disapih.
-Dehorning (pemotongan tanduk)
Tujuan dari penghilangan tanduk ini adalah
-Untuk menghindarkan bahaya penandukan
-Menghindarkan kerusakan kulit
-Menghemat ruangan
Ada 3 Metode pemotongan tanduk yaitu :
-Penggunaan bahan kimia. Bahan yang umum digunakan yaitu
caustic soda dan perlu berhati-hati dalam menggunakan bahan
itu untuk menghindari luka bakar.
-Penggunaan alat pemotong listrik. Alat tersebut dipasang pada
pangkal tanduk selama 10 detik dan akan merusak sel-sel
tanduk maupun mencegah pertumbuhan tanduk selanjutnya.
-Pemotongan dengan gergaji. Tanduk dipotong 1 cm dari pangkal kulit untuk mengurangi pendarahan tanduk dilakukan dengan jarum mesin jahit yang telah diberi benang dan memasukkannya dibawah pembuluh utama tanduk baru diikat.
c. Penjagaan kesehatan
3. Pemeliharaan Sapi Dara (Heifer) 9 bulan – beranak pertama
-Pemberian ransum pada sapi perah dara harus selalu diawasi agar
jangan sampai kegemukan atau mengalami pertumbuhan yang
terlambat
-Pembesaran dara untuk dijadikan induk mempunyai dua tujuan :

a. Pengganti Induk
Sapi perah induk mesti ada yang dikeluarkan dengan alasan sapi yang berproduksi susu rendah, mengidap penyakit tertentu, sudah berumur tua sehingga produksi turun dan alasan lain.
b. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha dengan jalan menambah jumlah
populasi dapat ditempuh dengan 2 cara :
1.Membesarkan sapi dara yang berasal dari sapi perah sendiri.
Membeli bibit siap perah dari luar
Kriteria sapi dara yang digunakan sebagai calon induk adalah :
2Berasal dari turunan yang mempunyai kemampuan produksi
tinggi
Menunjukkan pertumbuhan yang baik dan normal

Tidak mempunyai cacat tubuh dan tidak mengidap penyakit
apapun
-Sapi dara dikawinkan umur 14 – 17 bulan sehingga diharapkan
dapat beranak dan memproduksi susu pada umur 23 – 26 bulan.
Lama bunting sapi rata-rata 280 hari. Sapi dewasa yang baru
beranak dikawinkan kembali sesudah 60-90 hari agar jaringan alat
reproduksi yang rusak akibat melahirkan telah pulih kembali.
-Kekurangan pemeliharaan atau perawatan di masa-masa
pertumbuhan akan mengakibatkan :
Sapi sulit bunting bila dikawinkan.
Sering terjadi kesulitan dalam melahirkan (distochia).
Pedet yang dilahirkan kecil dan lemah

Produksi air susu sedikit
4. Pemeliharaan sapi dewasa
a. Pemeliharaan badan :
Tujuan dari pemeliharaan badan adalah menjaga kesehatan sapi, menjaga produksi susu tetap stabil dan menghindarkan pengotoran susu dari bulu-bulu yang rontok.
b. Pemeliharaan kuku
Kuku yang tidak dipelihara dapat berakibat :
-Kedudukan tulang racak menjadi salah yang menimbulkan titik
jatuh hewan jatuh pada racak bagian belakang.
-Bentuk punggungnya seperti busur
-Mudah kena penyakit kuku
-Sapi menjadi pincang
5. Pemeliharaan sapi jantan
a. Pemberian cincin hidung.
Dilakukan pada saat sapi berumur 6 bulan dengan cara melubangi sekat hidung pada bagian yang paling tipis. Maksud dari pemberian cincin hidung ini adalah untuk mempermudah perawatan dan latihan serta mengurangi bahaya kebih-lebih sapi jantan.
b. Melatih pejantan.
Latihan diperlukan agar sapi menjadi lebih jinak sehingga lebih mudah dikuasai dan dirawat.
c. Penambatan sapi
Agar sapi tidak tersakiti maka tali yang di tambatkan ke kandang
bukanlah tali yang ditambatkan pada cincin hidungnya.

d. Batas umur untuk dikawinkan.
Dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik seekor sapi pejantan dapat dipergunakan sebagai hewan pemacek sampai umur 12-15 tahun.


PERKANDANGAN
1. Syarat-syarat Pembuatan Kandang Yang Harus Diperhatikan
a. Ventilasi
Ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara di dalam kandang. Ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan dengan udara segar dari luar.
b. Sinar matahari
Sinar matahari berfungsi sebagai desinfektan dan membantu
pembentukan vitamin D.
c. Kebersihan
Kandang yang selalu bersih dan kering akan menjamin kebersihan
sapi dan akan mempangaruhi mutu dari susu yang diperah.
d. Konstruksi kandang
Konstruksi kandang dibuat sedemikian rupa sehingga semua
pekerjan bisa dilaksanakan dengan praktis.
e. Keamanan hewan
Untuk kandang sapi jantan garus dibuat lebih kuat untuk mengurangi bahaya dari sapi pejantan. Ukuran kandang untuk satu ekor sapi adalah 2,25 x 1,25 m2.
2. Macam-macam kandang
a. Menurut konstruksinya
- Kandang tunggal : terdiri dari satu baris kandang
- Kandang ganda : terdiri dari 2 baris kandang
b. Menurut kegunaannya
-Kandang pejantan : lebih kuat dan luas
-Kandang sapi betina
-Kandang beranak

-Kandang pedet
-Kandang karantina, guna mengasingkan yang sedang sakit atau
baru datang dari luar.






KESEHATAN SAPI PERAH
Penyakit pada sapi perah dapat menimbulkan kerugian ekonomis yang tidak sedikit yaitu dapat berupa penurunan produksi susu, terlambatnya pertumbuhan sapi muda dan kematian ternak. Sapi perah yang terkena penyakit akan memerlukan pengobatan dan akibatnya akan mempertinggi biaya produksi, oleh karena itu tindakan yang paling tepat dilakukan adalah pengamanan penyakit dengan mengadalan pencegahan.

Posted by: Dede rohayat (0901099 PLS A)

TATA CARA MERAWAT TANAMAN HIAS

TATA CARA MERAWAT TANAMAN HIAS

MEMBUAT STEK BEBERAPA JENIS TANAMAN DALAM POT
Membuat stek dari beberapa jenis tanaman dalam satu pot adalah mudah, mendidik dan tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal serta dapat dikerjakan oleh kebanyakan orang. Untuk hasil yang terbaik, pastikan untuk memulai pekerjaan ini dengan vermikulit yang baru dan bersih dan juga pot yang baru. Pemakaian pot bekas dapat menjadi sumber penyakit bagi tanaman.
Berikut ini beberapa bahan yang diperlukan yaitu : Pot plastic berukuran diameter 6 atau 7 inci, Pot tanah liat berdiameter 2.5 inci, vermikulit, kertas prakarya ukuran kasar (paper towels) dan gabus kecil.
Lapiskan dasar pot plastic dengan kertas tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah vermikulit keluar dari lubang pembuang air pada dasar pot.
Tuangkan vermikulit pada pot plastic sampai batas atas pot.
Selanjutnya, masukan gabus pada lubang bawah pot tanah liat.
Masukkan pot tanah liat ke tengah-tengah pot plastic yang telah berisi vemikulit.
Masukkan air ke Vermikulit.
Masukkan juga air ke dalam pot tanah liat. Tanah liat bersifat porous dan akan menyebabkan air merembes melalui tengah pot ke vermikulit. Setelah vermikulit kekurangan air, secara cepat akan diisi kembali oleh air yang berada di pot tanah liat. Pastikan utuk menjaga agar air yang berada di pot tanah liat tetap terisi. Vermikulit yang mengandung air sangat baik bagi pertumbuhan akar.
Pot siap digunakan
Kebanyaknya tanaman yang ditanam di dalam rumah tumbuh dalam pola bercabang dengan batang utama yang penuh dengan daun. Cari titik tumbuh dimana terdapat daun muda dan potong sekitar 3 atau 4 inci diujungnya.
Potong sekitar 1.5 inci dibawah tangkai pohon, area di mana tangkai daun bertemu dengan tangkai utama. Tangkai pohon merupakan sel tumbuh-tumbuhan.yang aktif membelah.
Masukkan tangkai pohon yang telah dipotong ke dalam vermikulit. Akar baru akan terbentuk dari tangkai ini.
Kadangkala anda harus membuang daun-daun yang lebih rendah untuk memasukkan tangkai pohon ke dalam vermiculite. Pada gambar diatas menunjukan batang pohon pilea di mana daun-daun telah dibuang. Daun-daun akan membusuk jika daun tersebut ditanamkan ke dalam vermikulit.
Untuk memperindah dan suasana nyaman suatu rumah, banyak orang memanfaatkan tanaman sebagai penghias atau orang lebih mengenal dengan sebutan tanaman hias. Tanaman hias dapat ditempatkan di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor), tentu dengan perbedaan tempat tanaman ini, kita juga bisa memilih menyesuaikan tanaman hias mana yang cocok untuk ditanam di dalam ruangan dan tanaman untuk di luar ruangan.
Sebagai panduan untuk memilih tanaman hias yang akan ditempatkan di dalam ruangan, kita pilih tanaman-tanaman hias yang tahan terhadap kekurangan sinar matahari, begitu juga sebaliknya untuk tanaman hias yang akan ditanam di luar ruangan atau halaman pilihlah tanaman hias yang membutuhkan air atau butuh penyinaran yang cukup.

Menanam
Menanam tanaman hias pada umumnya dapat dilakukan melalui dua cara yaitu tanaman ditanam langsung di halaman ada pula yang ditanam di dalam pot. Cara tanam seperti ini tentu akan memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Untuk tanaman hias yang ditanam langsung di halaman akan lebih mudah dalam perawatan dibandingkan dengan tanaman hias yang ditanam di dalam pot, seperti untuk penyiraman kita masih dapat memanfaatkan air hujan, manakala kita sedang malas melakukan penyiraman. Kelebihan lain untuk tanaman yang ditanam di halaman, pada penggunaan pupuk dapat memanfaatkan unsur hara yang ada di dalam tanah.
Tanaman hias dalam pot lebih fleksibel dalam pengaturan atau penataannya, tidak diperlukan tenaga yang kuat, sehingga kaum perempuan yang identik dengan tanaman hias ini dapat dengan mudah melakukannya.
Tanaman hias dalam pot ini pada umumnya dimanfaatkan sebatas sebagai penghias lingkungan, walaupun masih banyak tanaman hias lain yang dapat juga bermanfaat untuk obat-obatan atau sayur-sayuran.
Tanaman hias dalam pot hampir semua kalangan memilikinya, mulai dari ibu rumah tangga, kalangan hobies dan kolektor. Tanaman hias dalam pot mempunyai keunggulan dan kelemahan. Yang dimaksud keunggulannya adalah dapat digunakan sebagai pengindah halaman, ruangan, dan fungsi kesehatan jiwa anak-anak terutama tanaman hias dalam pot yang memiliki warna warni bunga-bunganya merah, kuning, hijau, putih, dan ada yang menarik khusus dari daunnya. Hal tersebut akan meningkatkan gairah anak-anak bermain.

tanaman indoor dan outdoor jangan dibiarkan saat penghujan tiba karena akibatnya bisa fatal Iho. Ada kok perlakuan khusus bagi keduanya. Penghujan merupakan musim yang patut diwaspadai bagi hobis tanaman indoor maupun outdoor. Mengapa? Sebab musim hujan bisa membikin tanaman bisa cepat mati. Hal ini disebabkan kondisi lembab yang ditimbulkan musim hujan tersebut.

Yang jelas kelembaban mikro di sekitar tanaman makin meninggi. Akibatnya tanaman rentan ditumbuhi jamur dan bakteri. Bagaimana cara merawat tanaman ini selama musim penghujan?
Selama musim hujan, tanaman harus sering dipangkasi. Pemangkasan daun ini berfungsi untuk mengurangi kelembaban maikro di dalam tanaman. Seperti apa daun yang perlu dipangkas? Daun yang wajib dipangkas adalah yang jadi penyebab kelembaban berlebih di sekitar batang tanaman.

Kebanyakan jenis tabulampot yang berdaun lebat wajib mengalami proses pemangkasan. Daun yang dipangkas adalah daun muda atau susu yang tumbuh mengarah ke dalam batang tanaman. Orang Jawa lazim menyebutnya dengan istilah tunas wiwilan. Karena jadi penyebab kelembaban tinggi pada tanaman, tunas ini sebaiknya dipotong saja. Tunas ini pun dalam tanaman jarang kebagian sinar matahari. Sehingga proses berganti dengan cepat. Apalagi kalau hujannya tidak rutin. Nah, fungsi Dolomit adalah menyetabilkan pH tanah sehingga akar tanaman tetap mudah menyerap hara.

Pemberian Dolomit ini cukup mudah. Untuk tanaman yang berada di dalam pot berdiameter 40 s/d 50 cm, pemberian Dolomit cukup 5 sendok makan dengan cara ditebar di sekitar permukaan tanah. Paling cocok ditebar saat awal-awal musim hujan. Dengan Dolomit, daun tanaman terhindar dari pembusukan. Pembusukan daun ditandai dengan warna menguning lalu coklat kering.

Media ini memiliki kelebihan mampu menahan air dan pH-nya tidak gampang turun.
Saat hujan itu, media perlu dikurangi sedikit saja. Contoh kasus pada pot anggrek. Bila mengunakan media arang, maka jumlah arangnya harus dikurangi saat penghujan. Bila akar anggrek belum membelit arang, sebaiknya diambil arang tersebut. Hal ini untuk menghindari pembusukan pada akar dan batang anggrek. Baru saat musim kemarau, arang bisa ditambahi lagi. Inilah perbedaan perawatan musim hujan antara tanaman indoor yang bermedia bukan tanah.

Tip ketiga adalah memberikan pupuk NPK. Pupuk ini cukup mudah pemakaiannya. Caranya dipendam di dalam media tanam sejauh 15 cm dari batang tanaman. Saat terkena air hujan, pupuk ini akan larut dengan sendirinya di dalam tanah. Jika pemberian dilakukan saat kemarou, maka pupuk ini horus dilarutkon dolam air dulu, lalu disiramkan di sekitar akar.
Tip keempat adalah penyemprolan fungisida. Penyemprotan fungisida ini bisa dicampur dengan insektisida.

Untuk menghindarkan penyemprolan yang sia-sia, lihat kondisi cuaca terlebih dahulu. Bila hari ini hujan dan besok tidak, mako besok paling baik menyemprotkan kedua bahan tadi. Atau bila pagi hari ini cerah, maka bahan tersebut bisa disemprotkan. Obat ini akan mengering dan melapisi tanaman dalam waktu 2-3 jam setelah semprot.

Penyemprotan paling bagus dilakukan seminggu 2 kali. Efektif penyemprotan dilakukan pagi dan sore. Pagi antara pukul 06.00 s/d 08.00. Karena saat pagi hari stomata terbuka lebar dan serangga lagi aktif menyerang sehingga tepat pada sasaran. Usahakan menggunakan spray kecil dan semprot pada permukaan daun bagian bawah karena merupakan tempat sarang hama.

Tip kelima adalah melakukan penggemburan dan penyiangan pada tanah. Tanaman outdoor yang memakai media tanah harus digemburkan. Hal ini berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik tanah terutama memperbaiki porositasnya.

Tip keenam adalah menempatkan pot tersebut lebih tinggi dari tanah. Fungsinya agar terhindar dari genangan air. Beberapa kota atau lahan di rumah Anda, pastinya akan terkena banjir atau tergenang air sebagian. Pot yang tergenang akan membuat tanah selalu lembab, hal ini fatal untuk akar karena bisa membusuk. Cara paling mudah adalah menempatkan pot pada pilar atau rak. (agrobis)

Tanaman hias bisa kita rawat dengan cara yang baik, di mana ada cara yang tepat untuk merawat agar tanaman tersebut tidak rusak dan terkena hama. Di bawah ini adalah cara untuk merawat tanaman hias .
1. Melakukan penyiraman
Penyiraman dapat dilakukan 2x sehari bila cuaca panas atau tergantung dari media tanamnya, jika masih basah maka penyiraman dilakukan cukup 1 kali sehari atau 2 hari sekali.
2. Pemberian Pupuk
Pemupukan dilakukan rutin menggunakan NPK seimbang (16-16-16) dengan dosis 2 gram per liter air (1/2 sendok teh), Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan ketanaman (jangan mengenai daun) tiap 2 minggu sekali. Pemupukan dilakukan dengan melingkari disekeliling pinggir tanaman. Kalau memungkinkan perlu dipupuk daun seminggu sekali dengan dosis 1 gram per liter air, (1/2 sendok the untuk satu liter air).
3. Cara penyimpanan
Anthurium suka tempat yang teduh atau dalam ruangan atau di teras rumah, dan hanya memerlukan sedikit sekali cahaya. Dan jika tanaman tersebut yang membutuhkan cahaya yang lebih banyak maka tanaman tersebut di letakan di halaman rumah anda.
4. Ganti Pot dan Media
Penggantian Media disesuaikan dengan besarnya tanaman. Media bisa berasal dari campuran sekam dan pupuk kandang (2:1) atau menggunakan pakis cacah
5. Berkembang atau memperbanyak
Bisa dilakukan dengan biji. Atau cara termudah adalah dengan menyetek tanaman tersebut di bagian batang tanaman.

Penampilan tanaman athurium yang prima selalu menjadi dambaan setiap pemiliknya. Untuk dapat memiliki anthurium yang mantap, prima, eksklusif dan megah, serta sedap dipandang mata, perawatan jelas menjadi kunci utama.

A. PENYIRAMAN:
Penyiraman memegang peran penting untuk menjamin pertumbuhan anthurium yang sehat. Namun demikian selalu disarankan, penyiraman tidak boleh berlebihan. Air tidak boleh sampai tergenang, atau media sampai becek. Secara ringkas, penyiraman anthurium hanya berfungsi untuk menjaga kelembaban media saja.

Yang ideal penyiraman dilakukan satu hari sekali, pada pagi hari sebelum pukul 10.00 atau sore hari setelah pukul 17.00, untuk menghindari penguapan. Pada musim kemarau, atau saat suhu sangat tinggi dan kelembaban udara juga meningkat, jadwal penyiraman boleh dilakukan 2-3 kali sehari. Apabila media masih basah, penyiraman tidak perlu dilakukan. Penyiraman yang terlampau sering justru menyebabkan tanaman busuk dan memicu munculnya penyakit.

Upayakan menggunakan air yang bersih dan terhindar dari pencemaran. Penyiraman bisa dilakukan dengan sprayer ke arah media tanamnya, bukan pada daunnya untuk menjaga agar daun tidak robek.
B. PEMUPUKAN:
Pupuk dasar bagi anthurium adalah NPK. Di pasaran saat ini tersedia pupuk NPK dalam bentuk slow release seperti Dekastar atau Osmocote. Apabila menggunakan pupuk ini, pemupukan cukup dilakukan enam bulan sekali. Pupuk NPK diberikan dengan cara disebar di sekitar tajuk tanaman. Jumlahnya, mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan.
Jenis pupuk yang diberikan, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan fase pertumbuahnnya Pada tanaman muda, gunakan pupuk dengan kandungan N (Nitrogen) yang tinggi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.
Pada saat tanaman sudah mencapai fase generatif, bisa diberikan pupuk dengan kandungan P (Phospor) dan K (Kalium) yang tinggi guna merangsang munculnya bunga.
Selain pupuk dasar NPK, sebaiknya juga diberikan pupuk kandang atau humus sedikitnya setahun sekali. Pupuk kandang yang digunakan harus steril. Untuk anthurium daun, banyak hobbyst menambahkan dengan menyemprotkan pupuk majemuk, seperti Gandasil atau Atonik sesuai aturan. Disebut pupuk majemuk karena kandungannya tidak hanya NPK tetapi juga ada unsur tambahan.
C. PENEMPATAN:
Anthurium sebaiknya ditempatkan di tempat semi teduh. Tepatnya, lokasi dengan intensitas cahaya antara 30-40%. Misalnya, di teras rumah, halaman rumah di bawah pohon pelindung, atau ruangan dalam dekat jendela.
Jika diletakkan di dalam rumah, sebaiknya taruh dekat jendela atau yang terkena cahaya matahari. Anthurium yang diletakkan di dalam rumah, sebaiknya di keluarkan secara berkala. Sedikitnya 3 hari sekali selama sehari penuh. Karena tanaman yang terlalu lama bnerada di dalam ruangan, cenderung membuat daun-daunnya pucat. Jika ruangan ber-AC, daun menjadi kering dan warna hijau menjadi kusam.
Jika diletakkan di halaman terbuka, harus menggunakan shading net yang memiliki ketebalan 60%, yang memungkinkan hanya 40 % cahaya masuk. Jangan terlalu gelap, atau teduh. Ini bisa membuat pertumbuhan fisik tanaman terganggu. Misalnya, tangkai daun anthurium yang mestinya bertangkai pendek, menjadi memanjang, bentuk daun yang mestinya bulat, menjadi runcing, dan berbagai perubahan lainnya. Yang selalu harus diingat, jangan sampai anthurium kita terkena cahaya matahari langsung, daun anthurium bisa terbakar (necrosis) dan musnah sudah keindahan anthurium sebagai tanaman hias berdaun indah.

D. PERAWATAN DAUN:
Daun adalah bagian dari anthurium yang paling spesial. Kalau daun anthurium kotor penuh debu, atau sobek, kadar ketistimewaannya dengan sendirinya akan merosot.
Untuk menjaga agar daun-daun anthurium kita selalu kinclong dan ngejreng, tentu saja kita harus menjaganya dari kotoran atau debu. Kalau dianggap perlu, boleh saja kita melapnya dengan tissue basah atau kain halus yang basah, setiap hari. Sedang untuk menjaga agar daun-daun anthurium yang kita sayangi tidak sobek, atau hangus terbakar matahari sebaiknya kita meletakkan tanaman anthurium di tempat yang kita anggap paling aman baik dari lalulintas orang lalulalang maupun cahaya matahari langsung.

E. SANITASI:
Yang dimaksud sanitasi di sini adalah kebersihan yang meliputi kebersihan lingkungan, media tanam dan alat kerja. Harus diingat, bahwa kondisi lingkungan dan cuaca jelek, terutama di musim hujan sering-sering memicu munculnya berbagai jenis penyakit seperti bakteri atau jamur.
Media tanam selalu dianjurkan steril. Tujuannya, juga untuk mencegah munculnya Cendawan.


posted by : Miftah Farid Jauhari PLS A ( NIM : 0900335)
10 Alasan Mengapa Langkah Anda Dalam Memanage Band Kurang Tepat





1. tidak memiliki tujuan
Jika Anda tidak memiliki tujuan dalam mengembangkan karier, bagaimana Anda bisa mendeteksi sebuah kemajuan? Bisnis musik adalah bisnis yang keras, apalagi jika Anda tidak memiliki panduan yang jelas. Kebanyakan label rekaman, penerbit musik, manajer, produser, pengacara hiburan dan bahkan agensi booking tidak akan mau bekerjasama dengan artis yang belum jelas menentukan arah dan tujuan bagi bandnya. Mereka lebih memilih untuk bekerjasama dengan musisi yang memiliki tujuan jelas dan cekatan.

2. tidak memiliki perangkat menuju kesuksesan

Berlawanan dengan kepercayaan orang banyak, sebenarnya memang ada sebuah "proses" untuk menjadi musisi professional dan mendapatkan sebuah kontrak rekaman. Industri musik dipenuhi dengan rumor, mitos dan misinformasi yang membuatnya sulit untuk menggoreskan kesuksesan di atasnya. Dengan memahami bagaimana industri musik ini bekerja tentunya dapat menjadi asset yang sangat berharga. Bagian dari "proses" yang di maksud ini termasuk di antaranya adalah penggunaan "perangkat" khusus yang telah menjadi standar dalam ruang lingkup industri musik! Daftar berikut memuat beberapa perangkat wajib yang Anda butuhkan guna mengejar karier yang serius sebagai musisi professional.
PRESS KIT/PROMO PACK
* Sebuah demo kaset/CD yang
berisikan 3-5 lagu TERBAIK band Anda.
(Kualitas jelas berpengaruh!)
* Biografi artis. (Informasi penting tentang sang artis, termasuk siapa saja mereka, apa yang mereka lakukan, apa yang sedang mereka kerjakan, dan sebagainya.)
* Daftar lagu (song list). (Seluruh judul lagu yang dibawakan oleh sang artis, milik sendiri atau cover)
* Lirik-lirik lagu. (materi lirik-lirik lagu milik sang artis yang termuat dalam demo mereka.
* Foto artis.
* "Write-ups." (Berbagai kisah menarik atau resensi yang
ditulis media cetak tentang sang artis, bisa juga mengenai liputan
tentang mereka di radio maupun televisi.)
MAILING LIST


Salah satu faktor terpenting dari kesuksesan

Anda adalah dengan membangun, memelihara serta memaksimalkan pemanfaatan mailing list. Milis
ini terdiri dari nama-nama dan kontak informasi para
penggemar, kontak media, pelaku industri musik dan siapa saja yang memiliki minat yang sama (bisnis dan sebaliknya) dengan Anda (sang artis). Sebuah mailing list dapat menjadi asset yang berharga bagi artis siapa saja apabila mereka memanfaatkannya secara maksimal.
DAFTAR TARGET MEDIA

Pemanfaatan media guna mendukung kemajuan karier Anda merupakan hal yang sangat penting sifatnya. Ini mencakup di antaranya penerbitan- penerbitan industri musik, majalah-majalah, suratkabar, radio, televisi dan internet. Sebuah band atau artis yang sangat berbakat dan secara berkesinambungan melakukan promosi bagi kemajuan kariernya
memiliki kesempatan yang besar untuk mendapat "perhatian" untuk dikontrak label rekaman.
Pernahkah Anda mendengar orang berkata, "saya nggak pernah lihat dan nggak pernah tahu band mereka." Nah, Anda harus berlawanan dengan komentar tadi! Berusahalah untuk selalu "tampil" sebanyak mungkin di depan banyak orang. Penuhi keingintahuan industri dan khalayak luas dengan aksi band Anda maka dijamin band Anda akan tampil di banyak
tempat!
Manfaatkan penggunaan media dengan memasang iklan atau beriklan secara gratis, sebarkan rilis pers, write-ups dan resensi, dan kalau bisa usahakan tampil di radio dan juga televisi juga.
3. tidak memiliki seseorang untuk memandu karier
Salah satu tanggungjawab dari manajer personal adalah untuk membantu artis mengambil keputusan yang berhubungan dengan karier musik mereka. Masalahnya, kebanyakan artis biasanya tidak memiliki banyak waktu untuk mencari manajemen yang bagus. Biasanya ini terjadi karena kebanyakan manajer yang professional dan berpengalaman, sibuk sendiri dengan klien mereka masing-masing.
Karena alasan inilah, banyak musisi yang lantas meminta kawan mereka sendiri untuk menjadi manajer. Yang sering terjadi kemudian, sang teman tadi ternyata justru cenderung menjadi seorang booking agent dibandingkan manajer personal band. (Lebih gampang mencarikan panggung tentunya dibandingkan harus memandu karier musik artis!) Karena "teman-teman" ini sangat awam dengan bisnis musik, mereka terkadang jatuhnya malah sering mempersulit dibanding mempermudah.
Jika memang manajer yang Anda cari, maka carilah manajer! Jika teman- teman Anda berniat untuk membantu, mereka bisa menjual tiket di konser atau belajar mengoperasikan lighting! Jangan pertaruhkan karier band Anda di tangan seseorang yang sama sekali tidak memahami cara bekerja bisnis musik apalagi tidak berpengalaman sama sekali di dunia bisnis yang satu ini.
4. menunggu untuk ditemukan
Jika Anda "menunggu untuk ditemukan," saya punya satu pertanyaan sederhana...
"APA YANG SEBENARNYA YANG KAMU TUNGGU?"
Ini seperti berkata, "Saya sedang menunggu sukses!" Jelas tidak masuk akal! Apa yang dimaksud oleh musisi-musisi ini ketika mereka bilang tengah menunggu untuk ditemukan sebenarnya adalah: "Saya sudah mentok karena benar-benar nggak tahu harus melakukan apa lagi!" Tidak ada yang perlu ditunggu-tunggu, mulai lakukan sesuatu, SEKARANG!
Demand discovery, never wait for it!
5. kurang berdedikasi
Banyak band yang telah manggung bareng selama lebih dari 10 tahun sebelum akhirnya mendapatkan kontrak rekaman! Itulah dedikasi! Itulah kegigihan! Keuletan seperti itulah yang dapat membawa artis/band ke puncak kesuksesan di bisnis musik. Anda tentu tidak perlu tampil 10 tahun lamanya sebelum "keajaiban" terjadi, namun, bila Anda memiliki dedikasi untuk mengarungi suka- duka dan sukses menghalau segala rintangan yang manghalang, agaknya Anda sudah semakin dekat dengan "keajaiban" tersebut.
6. benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan
Oke, berikut ini adalah; "3 Rahasia Besar untuk menjadi Sorang Musisi Profesional dan Mendapatkan Kontrak Rekaman!"
* Asah terus bakat Anda! Latihan, latihan, latihan!
* Didiklah diri Anda dengan berbagai pengetahuan tentang bisnis musik! Jangan sekali-sekali beranggapan kalau Anda mengerti semuanya, cari tahu! Jika Anda berfikir akan tahu dengan sendirinya nanti. Anda benar, memang begitu, tapi ini terjadi setelah Anda tersandung dan jatuh berkali-kali. Jauh lebih pelik dari yang Anda bayangkan! Memang asyik-asyik saja belajar sambil mempraktekannya, tapi jangan sampai belajar dari kesalahan yang terjadi berkali-kali, dong! Ini sangat
memakan waktu dan sangat menyakitkan bagi diri Anda
sendiri tentunya. Carilah fakta-fakta dan pelajari bisnis
ini dengan cara yang benar!
* Promosi, promosi, promosi! Mungkin Anda adalah
musisi terhebat atau penyanyi paling sensasional yang pernah ada di planet ini, tapi kalau tanpa
di dukung promosi, siapa yang tahu?
7. lebih banyak punya alasan mengapa mereka tidak bisa dibandingkan mereka bisa!
Banyak musisi yang belum apa-apa sudah memasang banyak penghalang di benak mereka. Hal ini malah membuat mereka jauh dari kesuksesan. Jangan biarkan kekurangan PD merongrong bakat atau karier musik yang telah Anda impi-impikan sejak lama. Ego yang sehat malah dibutuhkan dalam bisnis musik. (seorang ego-maniak tidak mendapat tempat di sini!)
8. tidak memiliki komitmen jangka panjang
Jika Anda tidak jujur melihat diri Anda sendiri sebagai seorang musisi lebih dari 6 bulan sampai satu atau dua tahun, maka Anda sedang melalui sebuah fase yang bagi kita musisi "beneran" selalu berharap agar Anda MENGHILANG secepatnya! Menjadi seorang musisi adalah kerja keras seumur hidup, bukannya iseng-iseng! Musisi-musisi yang sukses di industri musik tidak sekadar memasukkan jempol kaki mereka untuk memeriksa keadaan air, mereka langsung terjun dengan
kepala mereka lebih dahulu dan TIDAK pernah melihat ke belakang lagi! Sekali Anda telah menjadi seorang musisi maka seumur hidup Anda akan terus menjadi musisi!
9. tidak serius
Jika Anda memperlakukan musik hanya sebagai hobi, maka selamanya ia akan seperti itu! Jika Anda tidak menggiring musik dan band Anda menjadi serius, maka tidak seorangpun yang akan mau serius dengan band Anda! Jika tujuan Anda adalah menjadi musisi professional, Anda harus menampilkan diri Anda dan apa yang Anda lakukan
secara professional pula!
10. tidak berbakat sama sekali
Salah satu alasan terbesar
mengapa begitu sulit untuk
menembus bisnis musik adalah
karena bisnis ini merupakan
bisnis yang kompleks. Semua
orang kebelet menjadi bintang.
Apa yang membuatnya
semakin sulit ditembus
ternyata karena makin banyak
lahir musisi jadi-jadian yang
merusak kesempatan bagi
musisi-musisi berbakat!
Label-label rekaman dibombardir dengan demo-demo "sampah" yang sangat jauh dari standar industri musik. Tidak heran makanya demo-demo ini kemudian langsung berakhir di keranjang sampah walau belum sempat dibuka sama sekali! Ini artinya bagi musisi professional, orang tersebut harus menunggu sampai bagian A&R dari label-label rekaman tersebut selesai menyortir satu-persatu ribuan "sampah" tersebut sebelum akhirnya benar-benar dibuka dan disimak oleh mereka.

Posted By : Aditya Ali Chandra


PLS A ’09 (0901372)


  “ BE BRAVE TO DO SOMETHING & DON’T AFRAID TO MAKE A MISTAKE BECAUSE A MISTAKE IS YOUR FIRST STEP WHEN YOU NEAR TO A HAPPILY VICTORY“

Senin, 21 Februari 2011

MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

KETERAMPILAN DALAM BERTERNAK IKAN MAS


Ikan Mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakan dan terdomestikasi dengan baik di dunia. Di Cina, para petani telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa ratus tahun yang lalu. Sejumlah varietas dan subvarietas ikan mas telah banyak dibudidayakan Asia Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan hias.
Berdasarkan keanekaragaman genetik, ikan mas memiliki keistimewaan karena banyak strain/ras. Hal ini disebabkan karena:
1) penyebaran daerah asal mulai dari Cina sampai ke daratan Eropa sangat luas dengan keadaan lingkungan yang bervariasi dan secara geografis terisolasi,
2) daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan,
3) akumulasi mutasi dan
4) seleksi secara alami maupun oleh karya manusia (Hulata, 1995). Daya adaptasi yang tinggi juga menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam ekosistem dataran rendah sampai dataran tinggi (sampai ketinggian 1800 m dpl.).
Strain tersebut tampak dari keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh dan warna. Beberapa strain yang sudah di kenal di tanah air diantaranya adalah Majalaya, Punten, Sinyonya, Domas, Merah/Cangkringan, Kumpai dan sebagainya (Hardjamulia, 1995).
Usaha pemeliharaan ikan mas makin berkembang, dengan ditemukannnya teknologi pembesaran secara intensif di KJA (karamba jaring apung) dan KAD (kolam air deras). Dengan demikian kebutuhan benih makin meningkat.

TEKNIK PRODUKSI IKAN MAS
A. Persiapan Kolam
Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan nila antara lain peneplokan/ perapihan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan di pintu pemasukan serta pengisian kolam dengan air. Pemasangan saringan dimaksudkan untuk menghindari masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau kompetitor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan.
B. Pembenihan
1. Pemeliharaan dan Seleksi Induk
Induk dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari.
Ikan betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan tersebut jantan.
Ciri-ciri ikan betina yang siap pijah adalah: (secara sederhana)
• Pergerakan ikan lamban
• Pada malam hari sering meloncat-loncat
• Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak
• Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
Sedangkan untuk ikan jantan mengeluarkan sperma (cairan berwarna putih) dari lubang kelamin bila di stripping.
2. Pemijahan
Dalam pemijahan, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon. Sehubungan dengan hal itu, maka langkah-langkah dalam pemijahan ikan mas adalah :
• Mencuci dang mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
• Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
• Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
• Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yang dijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
• Memasukkan induk jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih lepas hapa dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan 1. Bobot induk jantan sama dengan induk betina namun dengan jumlah yang lebih banyak
• Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk
3. Perawatan Larva
Kakaban diangkat 3 hari setelah telur menetas atau setelah larva tidak menempel di kakaban. Pakan larva berupa suspensi kuning telur dengan frekuensi 5 kali per hari (satu telur untuk 100.000 ekor larva). Waktu perawatan larva ini selama 5 hari sehingga larva sudah tahan untuk ditebar di kolam.
4. Pendederan
Kolam yang akan digunakan untuk pendederan seharusnya sudah dipersiapkan sebelumnya.
C. Pembesaran
1. Pembesaran di keramba jaring apung
Sistem pembesaran intensif antara lain dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain a) Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, b) Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin, c) Badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, d) Kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, e) Kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa steerofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang Polietilena.
Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Letak alat ini dapat ditengah kantong atau di salah satu sudutnya
2. Pembesaran di kolam air deras
Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dll.) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit.
Bentuk kolam air deras bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5 %).
Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam . Dosis pakan yang diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari.
Setelah saya mempelajari beberapa buku tentang budidaya ikan dan cara membuat pellet ikan. Sayapun ingin melakukan seperti kata penulis dalam buku mereka kemudian sayapun membuat pellet dengan membeli peralatan yang diperlukan seperti alat pencetak pellet.
Kebetulan ditempat saya bahan-bahan untuk membuat pellet ikan cukup tersedia. Saya mulai mengumpulkan bahan sesuai dengan nutrisi ikan seperti; jagung, kedelai, bungkil kelapa, dedak, tepung ikan, dan kemudian semua dihaluskan. Setelah semua bahan digiling pakan ini di campur (mixing) sampai merata dengan mengunakan mesin mixing. Kemudian, memasukan bahan-bahan ini ke dimesin cetak pellet.

Umpan ikan untuk Kolam Pemancingan : Cocok untuk target sasaran ikan mas, tombro. Umpan ini sudah diuji cobakan oleh pemancing kawakan. Cocok buat anda yang bersiap siap untuk memancing di kolam pancing. ( diambil dari berbagai sumber )
Resep 1:
Bahan – bahan :
- Ubi jalar atau ketela rambat 500g
- Jagung muda
- Belut 200 gram
- Ikan sarden satu kaleng kecil
- 2 butir telur itik, atau telur bebek
- 100 gram pakan udang dalam bentuk tepung
- kroto atau telur semut secukupnya
Cara pembuatan:
- ubi jalar dan jagung dikukus sampai matang, jagung diambil butirnya saja dan dihaluskan.
- Belut di kukussampai matang, diambil dagingnya dihancurkan dan dicampur dengan adonan pertama
- Sedikit demi sedikit dituangkan teluryang sudah dikocok terlebih dahulu sampai rata.
- Ikan sardine diambil dagingnya saja tanpa kuah lalu dicampurkan juga.
- Pakan udang berbentuk tepung dicampurkan sekaligus untuk menjaga tekstur umpan ikan agar jangan sampai terlalu lunak dan mudah hancur. Pakan uadang bisa ditambahkan sampai memperoleh komposisi pakan yang sesuai
- Saat akan memancing bulatkan adonan yang ada dan gulirkan ke adonan kroto atau telur semut terlebih dahulu supaya menempel. Baru anda , mulai memancing.
Membuat Pakan Ikan sendiri

“Membuat pakan sendiri,” banyak pembudidaya ikan berpikir apa bisa membuat pakan ikan sendiri untuk peliharaan ikan? Tentunya bisa. Melihat sekarang pakan atau pellet terus naik harganya dan makin tidak terjangkau para petani budidaya ikan.

Pellet ukuran 5ml, 3 ml, 1.5 ml
Meskipun beberapa pakan buatan sendiri diakui masih kurang berkualitas dari pakan buatan pabrik tapi tidak menutup kemungkinan pakan buatan sendiri lebih baik, lebih segar jika bahan-bahan pembuatan pakan tersedia dan mutu yang baik.
Pakan yang baik memenuhi nutrisi ikan. Mengenal kebutuhan nutrisi ikan merupakan landasan dalam pembuatan pakan ikan sendiri, setiap ikan membutuhkan nilai gisi yang berbeda, kebutuhan protein, lemak dan serat ikan nila atau tilapia berbeda dengan ikan lele.
Ikan lele memerlukan lebih sedikit nilai nutrisi dibanding dengan ikan nila, gurame, ikan mas dan sebagainya.
Pakan yang memiliki keseimbangan protein, lemak, dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang dibutuhkan ikan kurang maka pertumbuhan ikan akan lambat berakibat pada biaya dan waktu panen yang cukup lama.

Sering terjadi ikan dipanen pada umur 6 bulan menjadi 8 bulan untuk ikan nila berukuran 500 gr. Karena nilai protein dan lemak serta serat yang kurang.
Kandungan nutrisi pakan ikan buatan sendiri dibagi dua bagian sesuai dengan umur ikan.
ikan nila yang berumur 1-3 bulan nilai protein antara 35%-50%.
Ikan nila yang berumur 4 bulan keatas 25%-30% . lihat table untuk lebih lanjut.
Setelah mengetahui kebutuhan ikan, kita perlu mempelajari bahan-bahan dan kandungan gisi setiap bahan yang tersedia. Hampir semua bahan dasar yang dibutuhkan dalam pembuatan pakan ikan sendiri tersedia di seluruh pelosok nusantara. Seperti, jagung, dedak kuning, tepung ikan, ampas tahu, limbah udang, bungkil, dan lainnya. Bahan-bahan tersebut memiliki nilai gisi yang cukup untuk kebutuhan ikan. Lihat table1. kandungan gisi bahan-bahan pembuatan pakan.
Kandungan Protein Bahan Makanan Ikan
Nama Bahan Protein Lemak Serat
Tepung Teri 63.71 4.21 3.6
Tepung Udang 47.47 8.95 4.49
Tepung Darah 80.85 5.61 0
Tepung bekicot 39 9.33 1.05
Tepung Ikan 62.99 6.01 3.6
Tepung Kedelai 46.8 5.31 3.54
Tepung Terigu 12.27 1.16 0
Dedak Halus 13.3 2.4 9.4
Tepung Jagung 9.5 3.22 1.76
Tepung singkong 0.85 0.3 0
Bungkil Kelapa 24.0 8.0 10
Tepung Ayam Segar 15.51 0.21 0.36

Jika di daerah anda tidak memiliki satu atau dua bahan yang tertera di atas anda masih tetap bisa membuat pellet ikan, dengan tiga macam saja tentu bisa juga. Dengan memperhatikan kebutuhan ikan, maka pakan ikan dapat diupayakan. Ingat lebih baik dengan bahan tiga macam yang ketersediaannya berkelanjutan lebih baik daripada lima atau enam baham campuran yang kadang tersedia dan kadang tidak. Sebaiknya jangan membuat pakan dengan campuran bahan pakan yang terus berubah-ubah menjaga agar ikan tidak stress oleh karena perubahan bahan pembuatan pellet.
Bahan Lemak Protein Bahan/KG

Ikan 6.0 55.0 100
Dedak 2.4 13.3 100
Jagung 4.5 9.8 100
Kedelai 1.3 46.8 100
Kopra 16.7 79.4 100
Bagaimana mencampur bahan pakan ikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan nila? Ada banyak cara untuk menghitung dan menkombinasiakan bahan pakan yang memenuhi standar yang di tentukan.
Setelah ditentukan bahan yang akan di gunakan kita sampai pada proses pencampuran sebagai berikut;
• Sediakan tempat yang bersih untuk mengaduk sebanyak 100 kg .
• Campurkan setiap bahan yang sudah ditentukan dalam kilogram.
• Aduk sampai semua bahan sudah tercampur dengan mereta.
• Sediakan wadah untuk persiapan pencetakan bahan menjadi berbentuk pellet.
Mesin pencetak pellet ada dua macam; pencetak pellet basah dan mesin pencetak pellet kering. Biasanya mesin pencetak basah tidak bisa untuk mencetak pellet kering akan tetapi mesin pencetak pellet kering bisa mencetak pellet basah.

Selasa, 08 Februari 2011

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH atau bahasa bahasa kerennya NON-FORMAL EDUCATION brooww!!

LATAR BELAKANG 

Pendidikan luar sekolah sebenarnya bukanlah barang baru dalam khasanah budaya dan peradaban manusia. Pendidikan luar sekolah telah hidup dan menyatu di dalam kehidupan setiap masyarakat jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya sistem persekolahan. PLS mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda dengan sistem yang sudah ada di pendidikan persekolahan. PLS timbul dari konsep pendidikan seumur hidup dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan persekolahan/pendidikan formal saja. PLS pelaksanaannya lebih ditekankan kepada pemberian keahlian dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.
Berbagai kelemahan sistem persekolahan dimuntahkan, terutama pada aspek-aspek prosedural yang dinilai mengeras, kaku, serba ketat dan formalistis. Pada intinya, walaupun sistem persekolahan masih tetap dipandang penting, pijakan pemikiran sudah mulai realistis yaitu tidak semata-mata mengandalkan sistem persekolahan untuk melayani aneka ragam kebutuhan pendidikan yang kian hari semakin mekar dan beragam. Pembinaan dan pengembangan PLS dipandang relevan untuk bisa saling isi-mengisi atau topang menopang dengan sistem persekolahan, agar setiap insan bisa menyesuaikan hidupnya sesuai dengan perkembangan zaman.
 DEFINISI


Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
PHILLIPS H. COMBS, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar

DASAR PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

1.    Sejarah terbentuknya pendidikan luar sekolah (PLS)
Alasan terselenggaranya PLS dari segi kesejarahan, tidak bisa lepas dari lima aspek yaitu:
·                     Aspek pelestarian budaya
Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan yang terjadi dan berlangsung di lingkungan keluarga dimana (melalui berbagai perintah, tindakan dan perkataan) ayah dan ibunya bertindak sebagai pendidik. Dengan demikian pendidikan luar sekolah pada permulaan kehadirannya sangat dipengaruhi oleh pendidikan atau kegiatan yang berlangsung di dalam keluarga. Di dalam keluarga terjadi interaksi antara orang tua dengan anak, atau antar anak dengan anak. Pola-pola transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan kebiasaan melalui asuhan, suruhan, larangan dan pembimbingan. Pada dasarnya semua bentuk kegiatan ini menjadi akar untuk tumbuhnya perbuatan mendidik. Semua bentuk kegiatan yang berlangsung di lingkungan keluarga dilakukan untuk melestarikan dan mewariskan kebudayaan secara turun temurun. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan praktis di masyarakat dan untuk meneruskan warisan budaya yang meliputi kemampuan, cara kerja dan Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Jadi dalam keluarga pun sebenarnya telah terjadi proses-proses pendidikan, walaupun sistem yang berlaku berbeda dengan sistem pendidikan sekolah. Kegiatan belajar-membelajarkan yang asli inilah yang termasuk ke dalam kategori pendidikan tradisional yang kemudian menjadi pendidikan luar sekolah.
·                     Aspek teoritis
Salah satu dasar pijakan teoritis keberadaan PLS adalah teori yang diketengahkan Philip H. Cooms (1973:10), tidak satupun lembaga pendidikan: formal, informal maupun nonformal yang mampu secara sendiri-sendiri memenuhi semua kebutuhan belajar minimum yang esensial. Atas dasar teori di atas dapat dikemukakan bahwa, keberadaan pendidikan tidak hanya penting bagi segelintir masyarakat tapi mutlak diperlukan keberadaannya bagi masyarakat lemah (yang tidak mampu memasukan anak-anaknya ke lembaga pendidikan sekolah) dalam upaya pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan kualitas hasil belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Uraian di atas cukup untuk dijadikan gambaran bahwa PLS merupakan lembaga pendidikan yang berorientasi kepada bagaimana menempatkan kedudukan, harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang memiliki kemauan, harapan, cita-cita dan akal pikiran.
·                     Dasar pijakan
Ada tiga dasar pijakan bagi PLS sehingga memperoleh legitimasi dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yaitu: UUD 1945, Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintah RI No.73 tahun1991tentang pendidikan luar sekolah. Melalui ketiga dasar di atas dapat dikemukakan bahwa, PLS adalah kumpulan individu yang menghimpun dari dalam kelompok dan memiliki ikatan satu sama lain untuk mengikuti program pendidikan yang diselenggarkan di luar sekolah dalam rangka mencapai tujuan belajar. Adapun bentuk-bentuk satuan PLS., sebagaimana diundangkan di dalam UUSPN tahun 1989 pasal 9:3 meliputi: pendidikan keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan sejenis. Satuan PLS sejenis dapat dibentuk kelompok bermain, penitipan anak, padepokan persilatan dan pondok pesantren tradisional.
·                     Aspek kebutuhan terhadap pendidikan
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan tidak hanya pada masyarakat daerah perkotaan, melainkan masyarakat daerah pedesaan juga semakin meluas. Kesadaran ini timbul terutama karena perkembangan ekonomi, kemajuan iptek dan perkembangan politik. Kesadaran juga tumbuh pada seseorang yang merasa tertekan akibat kebodohan, keterbelakangan atau kekalahan dari kompetisi pergaulan dunia yang menghendaki suatu keterampilan dan keahlian tertentu. Atas dasar kesadaran dan kebutuhan inilah sehingga terwujudlah bentuk-bentuk kegiatan kependidikan baik yang bersifat persekolahan ataupun di luar persekolahan.
·                     Keterbatasan lembaga pendidikan sekolah
Lembaga pendidikan sekolah yang jumlahnya semakin banyak bersifat formal atau resmi yang dibatasi oleh ruang dan waktu serta kurikulum yang baku dan kaku serta berbagai keterbatasan lainnya. Sehingga tidak semua lembaga pendidikan sekolah yang ada di daerah terpencilpun yang mampu memenuhi semua harapan masyarakat setempat, apalagi memenuhi semua harapan masyarakat daerah lain. Akibat dari kekurangan atau keterbatasan itulah yang memungkinkan suatu kegiatan kependidikan yang bersifat informal atau nonformal diselenggarakan, sehingga melalui kedua bentuk pendidikan itu kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
2.            Perkembangan pendidikan luar sekolah (PLS)
Dibagi dalam tiga periode:
1.            Periode Pra kemerdekaan
2.            Periode Revolusi
3.            Periode Orde Baru
3.            Sistem pendidikan luar sekolah (PLS)
PLS adalah sub sistem pendidikan nasional, yaitu suatu sistem yang memiliki tujuan jangka pendek dan tujuan khusus yakni memenuhi kebutuhan belajar tertentu yang fungsional bagi masa sekarang dan masa depan. Komponen atau sub sistem yang ada pada sistem PLS adalah masukan saran (instrumen input), masukan mentah (raw input), masukan lingkungan (environmental input), proses (process), keluaran (out put) dan masukan lain (other input) dan Pengaruh (impact).


Jenis-jenis pendidikan yang ada pada PLS, menurut D. Sudjana (1996:44) di antaranya adalah:
1.            Pendidikan Massa (Mass education)
Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar mereka memiliki kecakapan dalam hal menulis, membaca dan berhitung serta berpengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf hidup dan kehidupannya sebagai warga negara. Istilah Mass education menunjukan pada aktifitas pendidikan di masyarakat yang sasarannya kepada individu-individu yang mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu individu yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan melalui jalur sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan belum sempat terbebas dari kebuta-hurufan. Mass education ini dapat dikatakan semacam program pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja tidak bertujuan supaya orang-orang didiknya sekedar bisa baca-tulis, tetapi juga supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan hidupnya sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah pemuda-pemuda dan orang dewasa. Pelaksanaannya melalui kursus-kursus.
2.            Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education)
Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk membelajarkan orang dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang PLS, Sudjana (1996:45) menerangkan bahwa pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang diperuntukan bagi orang-orang dewasa dalam lingkukangan masyarakatnya, agar mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh cara-cara baru serta merubah sikap dan perilakunya.
3.            Pendidikan Perluasan (Extension Education)
Kegiatan yang diselenggarakan PLS adalah meliputi seluruh kegiatan pendidikan baik yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan sekolah yang dilembagakan ataupun yang tidak dilembagakan.

3.            Ciri-ciri pendidikan luar sekolah (PLS)
1.            Beberapa bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda ditandai untuk mencapai bermacam-macam tujuan.
2.            Keterbatasan adalah suatu perlombaan antara beberapa PLS yang dipandang sebagai pendidikan formal dari PLS sebagai pelengkap bentuk-bentuk pendidikan formal.
3.            Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekolah dibagi oleh pengawasan umum/masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi keduanya.
4.            Beberapa lembaga pendidikan luar sekolah di disiplinkan secara ketat terhadap waktu pengajaran, Teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku bacaan.
5.            Metode pengajaran juga bermacam-macam dari tatap muka atau guru dan kelompok-kelompok belajar sampai penggunaan audio televisi, unit latihan keliling, demonstrasi, kursus-kursus korespondensi, alat-alat bantu visual.
6.            Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relative dari pada PLS.
7.            Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem PLS terbatas yang diberikan kredensial.
8.            Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya mempunyai kualifikasi professional dimana tidak termasuk identitas guru.
9.            Pencatatan tentang pemasukan murid, guru dan kredensial pimpinan, kesuksesan latihan, membawa akibat peningkatan produksi ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan pendapatan peserta.
10.          Pemantapan bentuk PLS mempunyai dampak pada produksi ekonomi dan perubahan sosial dalam waktu singkat dari pada kasus pendidikan formal sekolah.
11.          Sebagian besar program PLS dilaksanakan oleh remaja dan orang-orang dewasa secara terbatas pada kehidupan dan pekerjaan.
12.          Karena secara digunakan, PLS membuat lengkapnya pembangunan nasional. Peranannya mencakup pengetahuan, keterampilan dan pengaruh pada nilai-nilai program.
13.          Diselengarakan dengan tidak berjenjang, tidak berkesinambungan dan dilaksanakan dalam waktu singkat.
14.          Karena sifatnya itu sehingga tujuan, metode pembelajaran dan materi yang disampaikan selalu berbeda di masing-masing penyelenggara PLS.

4.            Persamaan dan perbedaan pendidikan luar sekolah (PLS)
1.            Persamaan
Persamaan antara PLS dengan pendidikan persekolahan dapat diperhatikan dari dua sudut pandang yaitu sudut pandangan masyarakat dan sudut pandangan individu. Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewaris atau pemindahan nilai-nilai intelek, seni, politik, ekonomi, agama dan lain sebagainya; Sedangkan dari segi pandangan individual, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi manusia (Hasan Langglung, 1980). Persamaan lainnya yaitu fungsi pendidikan adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan keterampilan bahwa menyiapkan suatu generasi agar memiliki dan memainkan peranan tertentu dalam masyarakat.
Proses pendidikan selalu melibatkan masyarakat dan semua perangkat kebudayaan sesuai dengan nilai dan falsafah yang dianutnya.
2.            Perbedaan Antara Pendidikan Sekolah Dan Luar Sekolah
Secara prinsip, satu-satunya perbedaan antara pendidikan luar sekolah dengan pendidikan sekolah adalah legitimasi atau formalisasi penyelenggaraan pendidikan. Tentang perbedaan penyelenggaraan ini, secara institusional, tercantum pada Undang-Undang RI nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10:2-3. selanjutnya, perbedaan secara operasional, Umberto Sihombing melalui bukunya Pendidikan Luar Sekolah: Manajemen Strategi (2000:40-46) menuliskan secara khusuS dan sistematis tentang perbedaan antara Pendidikan Luar Sekolah dengan Pendidikan Sekolah.
Pendidikan luar sekolah (PLS) sangat berbeda dengan pendidikan sekolah, khususnya jika dilihat dari sepuluh unsur di bawah (lihat tabel).


NO
INDIKATOR
PERBEDAAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
PENDIDIKAN SEKOLAH
1.
Warga belajar
§     Rentang usia warga belajar heterogen (10-44 tahun)
§     Latar Belakang pendidikan warga belajar heterogen
§     Motivasi belajar   karena kebutuhan mendesak
§     Warga belajar dapat berfungsi sebagai sumber belajar
§     Warga belajar lebih Mandiri dalam memilih program yang dibutuhkan
§     Penerapan warga   belajar berdasarkan sasaran
§     Ada yang sudah bekerja baru ikut belajar
§     Rentang usia setiap jenjang lebih homogen
§     Latar Belakang pendidikan lebih homogen
§     Motivasi belajar untuk prestasi jangka panjang
§     Siswa bertindak   sebagai anak didik
§     Siswa tidak dapat memilih program sesuai kebutuhannya
§     Penerapan siswa   berdasarkan nilai yang diperoleh
§     Selesai sampai jenjang tertentu baru mencari pekerjaan
2.
Tutor / sumber belajar
§     Biasanya disebut tutor
§     Pemilihan tutor lebih ditekankan pada segi keterampilan yang dimilikinya
§     Bersifat terbuka (siapapun dapat menjadi tutor)
§     Bertindak sebagai fasilitator
§     Tidak ada perjenjangan karir
§     Tidak digaji pemerintah
§     Disebut guru
§     Ditekankan pada   kemampuan akademis
§     Bersifat tertutup   (latar Belakang akademik)
§     Bersifat sebagai nara sumber utama
§     Ada jenjang karir
§     Digaji pemerintah / swasta
3.
Pamong belajar / penyelenggara
§     Lebih bersifatsukarela / nobenefit (kecuali untuk program khusus)
§     Perseorangan, LSM atau instansi
§     Bertindak sebagai fasilitator
§     Mendapat gaji
§     Diselenggarkan oleh pemerintah atau lembaga /yayasan berbadan hukum
§     Bertindak sebagai pengelola
4.
Sarana belajar
§     Sarana belajar berbentuk variatif (modul, leaflet, booklet, poster, dsb) sesuai dengan kebutuhan belajar
§     Materi bahan belajar dikembangkan sesuai program yang dikembangkan
§     Sarana belajar/learning kit sangat variatif
§     Bahan belajar dapat disusun oleh siapa saja (termasuk warga belajar itu sendiri)
§     Memanfaatkan sarana belajar yang ada
§     Pengalaman warga belajar dimanfaatkan untuk bahan belajar
§     Sarana / learning kit yang dibutuhkan sudah baku
§     Materi bahan belajar homogen (berdasarkan kurikulum nasional)
§     Jenis bahan belajar kurang variatif (bentuk buku atau modul)
§     Bahan belajar disusun oleh para ahli
§     Sering berubah-ubah
§     Kurang mengakomodasi pengalaman siswa / peserta didik
5.
Tempat Belajar
§     Memanfaatkan bangunan prasarana yang ada
§     Mengoptimalkan sarana yang tersedia
§     Dilakukan di gedung sekolah sendiri
§     Mengadakan sarana yang dibutuhkan (Sengaja   diadakan untuk mendukung proses belajar)
6.
Dana
§     Swadaya masyarakat/ warga belajar
§     Bantuan pemerintah, LSM, badan swasta lainnya
§     Pengelolaan dana bersifat terbuka
§     Swadaya
§     Bantuan pemerintah
§     Dibebankan pada negara
§     Pengelolaan dana tertutup
7.
Ragi belajar
§     Pemberian ragi belajar disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar
§     Pemberian ragi belajar dalam bentuk Ijazah
8.
Kelompok belajar
§     Jumlah kelompok 10-20 orang
§     Pembentukan kelompok berdasarkan minat yang sama (melibatkan wargabelajar)
§     Ikatan kelompok bersifat informal
§     Jumlah kelompok bisanya 30 lebih
§     Pembentukan kelas ditentukan oleh penyelenggara
§     Ikatan kelompok bersifat formal
9.
Program belajar
§     Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan pasar
§     Kurikulum lebih   menekankan kemampuan praktis
§     Memungkinkan perubahan kurikulum lebih fleksibel sesuai dengan perubahan keadaan tempat.
§     Program belajar boleh tidak berjenjang
§     Persyaratan keikutsertaan program belajarrelatif terbuka (usia latar Belakang pendidikan, sosial, ekonomi, dsb)
§     Program dikembangkan untuk mengatasi masalah riil yang dirasakan mendesak/ jangka pendek
§     Penyusunan program melibatkan masyarakat secara partisipatif
§     Proses pembelajaran secara kelompok dan mandiri
§     Pelaksanaan / waktu belajar fleksibel sesuai kesepakatan
§    Penyelesaianprogram relative singkat
§     Memberdayakan potensi sumber setempat
§     Sistem evaluasi tidak baku (kecuali program pake A pake B and Kursus)
§     Kurikulum disusun di pusat (sentralisasi)
§     Lebih menekankan kemampuan teoretis akademis
§     Kurikulum lebih   bersifat baku (sulit berubah) kurang dinamis tidak adaftif dengan perkembangan
§     Perjenjangan bersifat baku
§     Persyaratan keikutsertaan program bersifat baku dan berlaku menyeluruh (secara nasional)
§     Program dikembangkan untuk menyiapkan peserta untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
§     Program disusun   sepenuhnya oleh pemerintah, masyarakat bersifat pasif / pengguna
§     Pembelajaran dilakukan secara klasikal
§     Waktu belajar sudah pasti
§    Penyelesaianprogram lama
§     Penekanan pada   penguasaan pengetahuan akademis
§     Mengabaikan nara sumber / potensi sekitar
§     Sistem evaluasi baku
10.
Hasil belajar
§     Hasil belajar dapat dijadikan bekal untuk bermatapencaharian
§     Hasil belajar berdampak terhadappeningkatan pendapatan masyarakat
§     Dapat diterapkan   sehari-hari
§     Tak mengutamakan ijazah
§     Berpotensi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi
§     Hasil belajar untuk jenjang karir di masa datang
§     Hasil belajar tidak dapat langsung diterapkan dalam dunia nyata
§     Ijazah merupakan hasil akhir
5.            Sasaran pendidikan luar sekolah
Dibagi 2 sasaran pokok:
1.            Pendidikan luar sekolah untuk pemuda
1.            Sebab-sebab timbulnya:
1.            Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup, lebih-lebih di negara yang berkembang
2.            Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional
3.            Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan
4.            Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakatnya
1.            Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan Luar Sekolah antara lain:
1.            Klub pemuda
2.            Klub-Klub pemuda tani
3.            Kelompok pergaulan
2.            Pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa
§     Pendidikan ini timbul oleh karena:
1.            Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.
2.            Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.
§     Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:
1.            Kursus-kursus pendek.
2.            In service-training.
3.            Surat-menyurat.
Lebih lanjut, sesuai dengan Rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran PLS dapat meliputi:
1.            Ditinjau dari segi sasaran pelayanan, berupa:
1.            Usia pra-sekolah (0-6 tahun)
2.            Usia pendidikan dasar (7-12 tahun)
3.            Usia pendidikan menengah (13-18 tahun)
4.            Usia pendidikan tinggi (19-24 tahun)
2.            Ditinjau dari jenis kelamin
Program ini secara tegas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka yang besar dan partisifasinya kurang dalam rangka produktifitas dan efesiensi kerja.
3.            Berdasarkan lingkungan sosial budaya
1.            Masyarakat pedesaan.
2.            Masyarakat perkotaan.
3.            Masyarakat terpencil.
4.            Berdasarkan kekhususan sasaran Pelajaran
1.            Peserta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu.
2.            Peserta didik yang mengalami pengembangan sosial dan emosional seperti anak nakal, korban narkotika dan wanita tuna susila.
3.            Peserta yang mengalami cacat mental dan cacat tubuh seperti tuna netra, tuna rungu, tuna mental.
4.            Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program pendidikan persekolahan.
5.            Berdasarkan pranata
1.            Pendidikan keluarga.
2.            Pendidikan perluasan wawasan.
3.            Pendidikan keterampilan.
6.            Berdasarkan sistem pengajaran
1.            Kelompok, organisasi, dan lembaga.
2.            Mekanisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan.
3.            Kesenian tradisional, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagainya.
4.            Prasarana dan sarana seperti balai desa, mesjid, gereja, sekolah dan alat-alat perlengkapan kerja.
7.            Berdasarkan segi pelembagaan program
1.            Program antar sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN dan P2WKSS.
2.            Koordinasi perencanaan desa atau pelaksanaan program pembangunan.
3.            Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.